Rabu, 19 Mei 2010

Mandiri Mengatasi Konflik Rumah Tangga




Menikah adalah langkah awal memasuki kehidupan. Riak dan gelombang pasti akan ada. Penyelesaiannya tergantung pada kemandirian dan kedewasaan masing-masing pihak.

Ikatan pernikahan merupakan sebuah ikatan yang sangat suci, Hubungan interaksi antara suami istri yang terikat didalamnya didasari dengan rasa mawaddah dan rahmah (cinta dan kasih sayang).

Namun landasan ini kerap terlupakan atau bahkan dikesampingkan, saat masing-masing pihak mengutamakan ego dan kesombongan diri.

Lihat saja beberapa bulan belakangan ini, kita kerap disuguhi dengan pemberitaan perceraian dan pertikaian dua anak manusia yang dulu begitu mencinta. Jika dulu mereka saling memuji kebaikan pasangannya, kini masing-masing berlomba membukaa aib mereka.

Padahal sebagaimana kehidupan, rumah tangga pun tak lepas dari konflik. Bahkan Rasulullah sendiri pernah mengalami konflik dalam rumah tangganya, entah karena kecemburuan antar istri-istri Beliau atau karena tuntutan sang istri.

Namun tetap harus diingat bahwa perselisihan antara suami istri sangatlah unik. Terkadang mencapai puncaknya, sampai seakan-akan bagi keduanya tidak ada jlan keluar dan akhirnya bercerai. Dan perpisahan inilah yang sangat disenangi oleh iblis seperti yang digambarkan Rasulullah berikut ini:”Dari Jabir Ra, bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air. Kemudian ia mengirimkan pasukannya. Maka yang paling dekat dan tinggi kedudukannya diantra pasukan itu adalah yang paling besar menciptakaan fitnah bagi manusia.

Maka datanglah salah satu pasukannya untuk melaporkan hasil pekerjaannya. Namun bagi Iblis itu belulah apa-apa. Lalu datanglah pasukannya yang lain. “Aku tidak melepaskan dia hingga aku ceraikan ia dari istrinya.” Lalu Iblis mendekatinya dengan gembira seraya berkata, “Bagus, kamu telah berhasil,” (HR Muslim)

Namun ada kalanya pertikaian itu mereda dan kembali mesra tanpa balutan luka.

Riak dan gelombang ini juga bisa semakin besar saat ada campur tangan dari pihak ketiga, entahj itu orangtua, mertua atau sanak famili.

Padahal Allah telah mengingatkan kita untuk saling menutupi aib pasangan. Memang di dalam AlQuran juga dijelaskan untuk meminta bantuan pada pihak ketiga, saat menghadapi perselisihan dalam rumah tangga. Namun semua itu haruslah melalui tahapan-tahapan yang panjang.

Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar konflik dalam rumah tangga tidak sampai keluar melewati tembok rumah Anda.

1. Berusaha untuk tetap sabar dan yakin semua masalah biosa diselesaikan. Dinginkanlah kepala dan hati Anda, tenanglah. Maka persoalan akan lebih mudah diselesaikan.

2. berlapang dada menerima kekurangan dan kelemahan pasangan. Saat perselisihan kita kerap lupa dengan kebaikan pasangan seperti yang disbadakan Rasulullah. “Janganlah seorang laki-laki (suami) mukmin membenci perempuan (istri) mukminah. Jika ia tidak menyukai salah satu perangainya, maka ia masih menyukai perangainya yang lain (HR Muslim)

3. Jangan membesar-besarkan masalah. Terkadang masalah yang ada hanyalah masalah kecil, namun spereti api, jika disiram dengan minyak akan semakin besar. Karenanya jangan menyimpan dan memendam masalah, selesaikan segera dengan kepala dingin.

4. Selesaikan masalah yang ada jangan membuka masalah lama. Saat kita sudah sepakat untuk menyelesaikan suatu masalah, kita harus fokus pada masalah itu saja. Masalah yang lampau jangan sampai dibawa dan dibuka kembali.

5. berusaha saling mengalah. Rasulullah saw bersabda “Demi Allah, sungguh seorang dari kamu yang berkeras dengan bersumpah tidak mau mengalah terhadap istrinya, itu sangat berat dosanya sekalipun ia telah membayar kafarat atas sumpahnya itu. (HR Bukhari-Muslim)

6. bersabar dan berdoa memohon pertolongan dari Allah. Cobaan dalam rumah tangga akan semakin lebih terasa ringan karena doa Anda dan suami.


Dan yang patut diingat adalah, meminta pendapat atau nasihat dari orang lain adalah jalan terakhir. Jika Anda belum berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan sendiri konflik rumah tangga Anda, tapi sudah meminta bantua pihak luar, ibaarat mengobati luka dengan sesuatu yang menyakitikan.

Kemandirian Anda menyelesaikan masalah dalam rumah tangga akan memberikan Anda kekuatan untuk mempertahankan cinta yang muncul karena Allah diantara Anda dan suami. (anggraini lubis/ sumber ust Khaidir, pimpinan pengajian ibu-ibu majleis taklim Abadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar